“Tandung
kenanganku, rindu terusikkan”
14 November 2014
Hari ini kuteringat saat-saat aku KKN
kenangan demi kenangan telah berlalu
kini tinggallah hanya sebuah bayangan semu dalam
pikiranku
kurindu disaat besama teman-teman
makan bersama, shalat bersama, kerja bersama dan
masih banyak lagi.
Kurindu saat-saat lantunan al-Qur’an dibaca berbarengan
membaca yasin sesudah maghrib walaupun terkadang
ba’da isya,
suara bisik-bisik al-Qur’an itu membuat hati kami menjadi reduh
jiwa kami menjadi tenang, dan pikiran kami menjadi
jernih
Tuan rumah yang begitu ramah
pak desa dan bu desa yang sangat baik
hati mereka bagaikan embun dipagi hari
wajahnya bagaikan mentari pagi, sinarnya
menerangi kami
tutur katanya lembut bagaikan sutra
nasehatnya jitu bagaikan sembilu
anak-anaknya yang cantik jelita
selalu membuat kami tertawa ria
walaupun terkadang membuat kami kesal dan sebel
tapi itulah anak-anak, Kami maklumi, karna kami
pernah mengalami
anak-anak TPA kami, menjadi pelita disore hari
menjadi penenang dimalam hari, tumpuan masa
depan kami
harapan nusa dan bangsa ini, duhai adik-adikku
tercinta
jangan malas belajar, teruslah belajar, kejar
cita-citamu, bahagiakan orang tuamu
banggakan orang disekitarmu serta mengajipun
jangan terlupai
dan ahklakpun jangan terlukai
pagi berlalu, siangpun menunggu
lalu datanglah sore dan malampun tiba
jujur ku berkata
tandung adalah kenangan manisku.
nantikan goresan puisi
berikutnya, “ kini saatnya berpisah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar