Selasa, 27 Januari 2015

"ibadah pengantar hidup menjadi berkah"



Semua pasti ada hikmahnya.

“Tidak Ada Cobaan Yang Menghancurkan Kepala dan Tidak Ada Cobaan Yang Menyesakkan Dada, Sesungguhnya Allah Mengetahui Kapasitas Iman Seorang Hamba Maka Semakin Tinggi Pohon Menjulang Maka Semakin Keras Angin Menerpa, Semakin Tinggi Iman Seorang Hamba Maka Akan Semakin Tinggi Cobaan Yang dihadapinya”
“Muhaji Said al-Muhajirin”

Sahabat-sahabatku yang budiman.

Perlu diketahui bahwa setiap ujian dan cobaan yang kita lalui serta yang kita alami selama ini pastinya memiliki hikmah dibalik semuanya, entah itu ujian dan cobaan yang kecil maupun yang besar. Baik yang berupa kebahagian dan kesengsaraan hidup, musibah maupun kesenangan, kekayaan maupun kemiskinan, bahkan hidup dan mati juga adalah cobaan dan ujian. Allah swt berfirman:


Ï%©!$# t,n=y{ |NöqyJø9$# no4quptø:$#ur öNä.uqè=ö7uÏ9 ö/ä3ƒr& ß`|¡ômr& WxuKtã 4 uqèdur âƒÍyèø9$# âqàÿtóø9$# ÇËÈ
Terjemahnya:
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk : 2)[1]

Maka dengan demikian, ujian dan cobaan hidup itu bertujuan untuk menguji keimanan dan ketaqwaan yang kita miliki dihadapan Allah swt. apakah kita mampu bersyukur dan bersabar atas apa yang menimpa kita. Tapi yakinlah bahwa Allah swt selalu menguji hambanya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya[2]. Begitupun juga dibalik peristiwa yang kita alami pasti dan pasti memiliki hikmah yang sangat luar biasa.

Masih ingetkah kita dengan kisah seorang raja bersama perdana mentrinya yang lagi salah paham.? Kalau sudah tahu yuk kita simak ulang ceritanya.

Disebuah kepulauan tropis, hiduplah seorang raja yang ditemani oleh seorang perdana mentri yang bijaksana dan optimis dalam berpikir, perdana mentri ini selalu berpikiran positif atas perkara atau kejadian yang terjadi sehingga seringkali sang raja merasa jengkel dengan pikiran sang perdana mentri.

Sampai pada suatu hari, raja dan perdana mentri melakukan suatu perjalanan melintasi  sebuah hutan yang lebat, ditengah perjalanan sang raja beristirahat dan membelah buah kelapa, tampa disengaja sang raja menggigit batuk kelapa sehingga membuat giginya terlepas, ia menjerit kesakitan lalu menceritakan kesialan yang dialamainya.

Mendengar keluhan yang dialami sang raja, perdana mentri ini justru hanya tersenyum dan berkata “Bukankah itu bagus untuk baginda, apa kamu bilang, jawab sang raja! Kenapa kamu bilang sepert itu? Tanya sang raja keheranan dengan muka yang masam “ sebab itu adalah tanda keberuntungan untuk baginda! Ucap perdana mentri. Mendengar jawaban seperti itu, sang raja menjadi murka dan marah besar.

Bagaimana mungkin seorang perdana mentri malah menganggap lucu peristiwa yang dialami rajanya, baginda mohon dengarkan saya, ujar perdana mentri, sesungguhnya dibalik setiap kejadian yang tidak menyenangkan pasti selalu ada sisi baik yang tidak kita lihat, itulah ucap perdana mentri  sambil membela dirinya.

Lalu sang raja berkata cukup! Ini sudah keterlaluan, nampaknya sang raja semakin marah dan kesal setelah mendengar jawaban dari sang mentri, ia lalu memerintahkan para prajurit untuk menangkap, mengikat, dan memasukkannya kedalam sumur yang kering, dan sang raja akan menjemputnya nanti sepulang dari perjalanannya.

Sang raja lalu melanjutkan perjalanannya tampa didampingi oleh perdana menteri, namun setelah berjalan cukup jauh, akhirnya sang raja dihadang oleh sekelompok suku liar yang sedang mencari korban untuk dipersembahkan kepada dewa gunung api, sang raja mau dijadikan tumbal untuk dewa mereka.

Nah, begitu suku liar ini mengetahui bahwa yang ditangkapnya adalah seorang raja, mereka sangat seneng, lalu membawanya kehadapan pemimpin mereka, suku liar tersebut lalu mempersiapkan sesajian, dan merias sang raja dengan pakaian kurban yang indah, pada saat hendak mau dkorbankan dan para algojo sudah siap memenggal kepala sang raja, berteriaklah pemimpin dari suku liar tersebut, “Tunggu dulu” lalu menghentikannya. Ia melihat ternyata ada satu gigi sang raja yang sudah hilang, sang  pemimpin raja liar itu berkata kepada kaumnya, kami tidak bisa mengorbankan dia karna dewa gunung api hanya akan menerima korban yang tubuhnya lengkap, tidak punya cacat, lalu pemimpin suku liar tersebut menyuruh sang raja pergi.

Pembaca yang budiman, mengetahui bahwa dirinya batal dijadikan tumbal atau sesembahan sang raja merasa sangat bersyukur, ia pun bergegas meninggalkan suku liar tersebut, tiba-tiba ia teringat dengan kebenaran yang diucapkan oleh perdana mentrinya, bahwa memang ada sisi keberuntungan dari suatu yang dianggapnya sebagai kesialan, ada kebaikan dibalik setiap keburukan.

Sang rajapun bergegas menemui sang perdana mentri yang masih berada didalam sumur kering tersebut, dan ia melihat perdana mentri masih dalam kondisi terikat, lalu raja memerintahkan prajuritnya untuk mengangkatnya keluar dari sumur, dan rajapun meminta maaf kepada perdana menrti atas sikapnya. Lalu ia menceritakan atas kejadian yang menimpanya setelah melanjutkan perjalannya

“Ditengah perjalanan setelah aku memasukkanmu kedalam sumur ini, aku ditangkap oleh sekelompok suku liar yang sedang mencari korban untuk dipersembahkan kepada dewa api, tapi mereka melepaskanku setelah mengetahui gigiku tidak sempurna, aku meminta maaf kepadamu”

Lalu sang perdana mentri menjawab baginda tidak perlu meminta maaf bukankah dibalik kejadian ini juga ada sebuah kebaikan dan berkah buat hamba, seandainya hamba ikut bersama baginda mungkin juga saya yang akan menjadi korban suku liar tersebut sebagai ganti dari baginda, dan akhirnya sang raja hanya bisa bersyukur dan tercengang serta takjud atas pemikiran sang perdana mentri.

Sahabatku yang budiman, kisah singkat datas memberikan kita satu pelajaran dalam hidup ini, bahwa setiap sesuatu pasti ada hikmah dibaliknya, apapun yang menimpa kita, yakin dan percayalah pasti ada hikmah dibalik peristiwa yang kita alami, susah maupun seneng, sedih maupun bahagia, gagal maupun sukses dan kaya maupun miskin. Dan percayalah dibalik kesulitan pasti bersama kemudahan

¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ
Terjemahnya:
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.[3](Asy-Syarh 5-6)

Maka sesulit apapun kehidupan yang kita alami, sesungguhnya Allah telah menyediakan kemudahan dibalik kesulitan tersebut, tetaplah bersikap sabar dan tabah dalam menghadapinya, jangan mengeluh dan putus asa. Karna sikap seorang muslim yang sesungguhnya adalah ketika ia ditimpa dengan kesusahan dan kesengsaraan hidup ia tetap bersabar dan ketika ia menerima kebahagian dan kesenangan hidup ia tetap bersyukur kepada Allah swt.


[1]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahan jus I-30 Edisi Baru, (Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006), h. 562.
[2]Lihat Q.s. Al-baqarah ayat 286. “Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai Dengan Kesanggupannya”.
[3]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahan jus I-30 Edisi Baru, (Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006), h. 596

Tidak ada komentar:

Posting Komentar