Semua pasti ada hikmahnya.
“Tidak Ada Cobaan Yang Menghancurkan Kepala dan Tidak Ada Cobaan
Yang Menyesakkan Dada, Sesungguhnya Allah Mengetahui Kapasitas Iman Seorang
Hamba Maka Semakin Tinggi Pohon Menjulang Maka Semakin Keras Angin Menerpa,
Semakin Tinggi Iman Seorang Hamba Maka Akan Semakin Tinggi Cobaan Yang dihadapinya”
“Muhaji Said al-Muhajirin”
Sahabat-sahabatku yang budiman.
Perlu diketahui bahwa setiap ujian dan cobaan yang kita lalui serta
yang kita alami selama ini pastinya memiliki hikmah dibalik semuanya, entah itu
ujian dan cobaan yang kecil maupun yang besar. Baik yang berupa kebahagian dan
kesengsaraan hidup, musibah maupun kesenangan, kekayaan maupun kemiskinan, bahkan
hidup dan mati juga adalah cobaan dan ujian. Allah swt berfirman:
“Ï%©!$# t,n=y{ |NöqyJø9$# no4qu‹ptø:$#ur öNä.uqè=ö7u‹Ï9 ö/ä3•ƒr& ß`|¡ômr& WxuKtã 4 uqèdur Ⓝ͕yèø9$# â‘qàÿtóø9$# ÇËÈ
Terjemahnya:
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(Al-Mulk : 2)[1]
Maka dengan demikian, ujian dan cobaan hidup itu bertujuan untuk
menguji keimanan dan ketaqwaan yang kita miliki dihadapan Allah swt. apakah
kita mampu bersyukur dan bersabar atas apa yang menimpa kita. Tapi yakinlah
bahwa Allah swt selalu menguji hambanya sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya[2].
Begitupun juga dibalik peristiwa yang kita alami pasti dan pasti memiliki
hikmah yang sangat luar biasa.
Masih ingetkah kita dengan kisah seorang raja bersama perdana
mentrinya yang lagi salah paham.? Kalau sudah tahu yuk kita simak ulang
ceritanya.
Disebuah kepulauan tropis, hiduplah seorang raja yang ditemani oleh
seorang perdana mentri yang bijaksana dan optimis dalam berpikir, perdana
mentri ini selalu berpikiran positif atas perkara atau kejadian yang terjadi
sehingga seringkali sang raja merasa jengkel dengan pikiran sang perdana
mentri.
Sampai pada suatu hari, raja dan perdana mentri melakukan suatu
perjalanan melintasi sebuah hutan yang
lebat, ditengah perjalanan sang raja beristirahat dan membelah buah kelapa,
tampa disengaja sang raja menggigit batuk kelapa sehingga membuat giginya
terlepas, ia menjerit kesakitan lalu menceritakan kesialan yang dialamainya.
Mendengar keluhan yang dialami sang raja, perdana mentri ini justru
hanya tersenyum dan berkata “Bukankah itu bagus untuk baginda, apa kamu bilang,
jawab sang raja! Kenapa kamu bilang sepert itu? Tanya sang raja keheranan
dengan muka yang masam “ sebab itu adalah tanda keberuntungan untuk baginda!
Ucap perdana mentri. Mendengar jawaban seperti itu, sang raja menjadi murka dan
marah besar.
Bagaimana mungkin seorang perdana mentri malah menganggap lucu
peristiwa yang dialami rajanya, baginda mohon dengarkan saya, ujar perdana
mentri, sesungguhnya dibalik setiap kejadian yang tidak menyenangkan pasti
selalu ada sisi baik yang tidak kita lihat, itulah ucap perdana mentri sambil membela dirinya.
Lalu sang raja berkata cukup! Ini sudah keterlaluan, nampaknya sang
raja semakin marah dan kesal setelah mendengar jawaban dari sang mentri, ia
lalu memerintahkan para prajurit untuk menangkap, mengikat, dan memasukkannya
kedalam sumur yang kering, dan sang raja akan menjemputnya nanti sepulang dari
perjalanannya.
Sang raja lalu melanjutkan perjalanannya tampa didampingi oleh
perdana menteri, namun setelah berjalan cukup jauh, akhirnya sang raja dihadang
oleh sekelompok suku liar yang sedang mencari korban untuk dipersembahkan
kepada dewa gunung api, sang raja mau dijadikan tumbal untuk dewa mereka.
Nah, begitu suku liar ini mengetahui bahwa yang ditangkapnya adalah
seorang raja, mereka sangat seneng, lalu membawanya kehadapan pemimpin mereka,
suku liar tersebut lalu mempersiapkan sesajian, dan merias sang raja dengan
pakaian kurban yang indah, pada saat hendak mau dkorbankan dan para algojo
sudah siap memenggal kepala sang raja, berteriaklah pemimpin dari suku liar
tersebut, “Tunggu dulu” lalu menghentikannya. Ia melihat ternyata ada
satu gigi sang raja yang sudah hilang, sang
pemimpin raja liar itu berkata kepada kaumnya, kami tidak bisa
mengorbankan dia karna dewa gunung api hanya akan menerima korban yang tubuhnya
lengkap, tidak punya cacat, lalu pemimpin suku liar tersebut menyuruh sang raja
pergi.
Pembaca yang budiman, mengetahui bahwa dirinya batal dijadikan
tumbal atau sesembahan sang raja merasa sangat bersyukur, ia pun bergegas
meninggalkan suku liar tersebut, tiba-tiba ia teringat dengan kebenaran yang
diucapkan oleh perdana mentrinya, bahwa memang ada sisi keberuntungan dari
suatu yang dianggapnya sebagai kesialan, ada kebaikan dibalik setiap keburukan.
Sang rajapun bergegas menemui sang perdana mentri yang masih berada
didalam sumur kering tersebut, dan ia melihat perdana mentri masih dalam
kondisi terikat, lalu raja memerintahkan prajuritnya untuk mengangkatnya keluar
dari sumur, dan rajapun meminta maaf kepada perdana menrti atas sikapnya. Lalu
ia menceritakan atas kejadian yang menimpanya setelah melanjutkan perjalannya
“Ditengah perjalanan setelah aku memasukkanmu kedalam sumur ini,
aku ditangkap oleh sekelompok suku liar yang sedang mencari korban untuk
dipersembahkan kepada dewa api, tapi mereka melepaskanku setelah mengetahui
gigiku tidak sempurna, aku meminta maaf kepadamu”
Lalu sang perdana mentri menjawab baginda tidak perlu meminta maaf
bukankah dibalik kejadian ini juga ada sebuah kebaikan dan berkah buat hamba,
seandainya hamba ikut bersama baginda mungkin juga saya yang akan menjadi
korban suku liar tersebut sebagai ganti dari baginda, dan akhirnya sang raja
hanya bisa bersyukur dan tercengang serta takjud atas pemikiran sang perdana
mentri.
Sahabatku yang budiman, kisah singkat datas memberikan kita satu
pelajaran dalam hidup ini, bahwa setiap sesuatu pasti ada hikmah dibaliknya,
apapun yang menimpa kita, yakin dan percayalah pasti ada hikmah dibalik
peristiwa yang kita alami, susah maupun seneng, sedih maupun bahagia, gagal
maupun sukses dan kaya maupun miskin. Dan percayalah dibalik kesulitan pasti
bersama kemudahan
¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç„ ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç„ ÇÏÈ
Terjemahnya:
Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.[3](Asy-Syarh 5-6)
Maka sesulit apapun kehidupan yang kita
alami, sesungguhnya Allah telah menyediakan kemudahan dibalik kesulitan
tersebut, tetaplah bersikap sabar dan tabah dalam menghadapinya, jangan
mengeluh dan putus asa. Karna sikap seorang muslim yang sesungguhnya adalah ketika
ia ditimpa dengan kesusahan dan kesengsaraan hidup ia tetap bersabar dan ketika
ia menerima kebahagian dan kesenangan hidup ia tetap bersyukur kepada Allah
swt.
[1]Departemen
Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahan jus I-30 Edisi Baru, (Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006), h.
562.
[2]Lihat Q.s. Al-baqarah ayat 286. “Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan
Sesuai Dengan Kesanggupannya”.
[3]Departemen
Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahan jus I-30 Edisi Baru, (Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006), h. 596
Tidak ada komentar:
Posting Komentar