Pacaran + Motivasi
Kadang Peristiwa Besar Bermula dari Hal-Hal Kecil
Permulaannya Memandang, Lalu Tersenyum, Kemudian Menyapa, Lalu
Mengobrol, Lantas Janjian, Kemudian Berkencan, dan Akhirnya Berzina
“Muhaji Said Al-Muhajirin”
Terkadang inilah yang menjadi alasan
kebanyakan para pelajar. Entah itu anak SMA ataupun seorang MAHASISWA. Ia beranggapan
bahwa pacaran bikin mereka semangat, pacaran supaya ada jadi motivasi, ada yang
nyemangatin. Tapi ini juga alasannya kurang tepat. Bukankah semangat yang
paling utama itu karena Allah swt, bukan karena pacar.
Perlu dicatat jika kita sudah berani
menanamkan dan menggantungkan harapan kita selain kepada Allah swt, maka
siap-siap untuk kecewa. Betul lo sobat jika seseorang sudah berani menanamkan
atau menggantungkan harapannya selain kepada Allah swt, melainkan
ujung-ujungnya yang ia akan dapatkan adalah kekecewaan dan penyesalan
Seumpanya saat anda belajar tapi tujuannya
untuk dapatkan hadiah atau imbalan dari orang tua. Lalu tiba-tiba orang tua
anda tidak memberikan hadiah tersebut tentunya anda akan kecewa dan sakit hati.
Atau mungkin masih ada diantara kita yang ibadahnya untuk menjadi orang kaya
tapi kemudian Allah swt., masih belum mengizinkan anda menjadi orang yang kaya
raya. Maka tentunya
kita juga pasti akan kecewa berat. Olehnya itu semangat yang paling bagus dan
mulia adalah karena Allah swt
Supaya lebih jelas lagi mari kita lihat, apa
betul pacaran itu bisa membuat kita semakin semangat untuk belajar dan meraih
cita-cita. Suatu saat ada seorang gadis muda, (orang desa) pergi merantau ke sebuah
kota untuk meraih cita-citanya. Ia berniat untuk melanjutkan studinya ke sebuah
Universitas. Sebelum berangkat gadis ini berpamitan kepada kekasihnya. Lalu
sang kekasihpun berkata
Dek kalau memang adek cinta sama kakak tolong
di kota rajin-rajin belajar supaya bisa jadi orang beneran. Jaga juga cinta
kakak disana. Disini kakak akan setia menunggu kedatangan adek. Subhaanallah luar
biasa motivasi dari cowoknya. Mungkin ini juga pesan yang akan kita utarakan
ketika kita memiliki kekasih yang akan meninggalkan kita.
Lalu gadis inipun pergi dengan hati yang
ikhlas. Sampai disana ia pun masuk dalam sebuah kampus ternama. Hari-harinya ia
jalani dengan penuh semangat, dan motivasi. Ia rajin belajar, seneng mengikuti
kegiatan-kegiatan berpendidikan, ia juga mulai menjaga perasaannya terhadap
orang lain, hatinya ia tutup dari setiap lelaki yang datang menghampirinya, maklum
atas nama cinta.
Sampai bertahun-tahun lamanya, sehingga pada
akhirnya. Singkat cerita ia harus kecewa dan bunuh diri dikarenakan dihianati
oleh cowok tersebut, yang telah menikah dengan orang lain. Kekasih yang selama
ini ia harapkan akan menja di pendamping hidupnya kelak. Ternyata telah
menghianati janji suci yang pernah mereka buat. Sehingga membuatnya menjadi
sakit hati, lalu bunuh diri.
Sahabatku yang budiman. Apakah ini yang
namanya cinta? Apakah ini yang namanya pacaran? Harus berakhir dengan rasa kekecewaan,
sampai merenggut nyawa sendiri. Padahal kita sudah sepakati bunuh diri adalah
dosa besar dihadapan Allah swt. Lalu apakah kita masih mau pacaran cuma dengan
modal semangat untuk belajar.
Memang tidak dipungkiri, semangat itu ada
ketika kita punya pacar. Tapi itu tidak akan bertahan lama, bahkan semangat itu
akan sirna seketika ketika pacar anda berhianat, dan pergi meninggalkanmu
dengan orang lain. Bahkan semangat itu akan berubah menjadi malapetaka bagi
kita, sehingga bisa merenggut nyawa sendiri. Ingatlah, semangat yang paling
utama itu adalah karena Allah swt, Rasulullah saw, dan orang tua kita.
Nah jika pacaran dengan alasan supaya semangat
belajar, ini kurang adil buat ayah dan ibu kita, kenapa penulis katakan
demikian? Coba kita merenungi sejenak. sudah berapa lama anda kenal dengan
pacar anda, dan apa saja yang pernah ia berikan serta lakukan buat anda. Setelah
itu bandingkan dengan pengorbanan orang tua kita selama ini. Maka penulis yakin
pasti kedua orang tualah yang paling memperhatikan kita yang selalu memberikan
semangat dan motivasi untuk terus menempuh masa depan yang lebih cemerlang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar