Shalat, Bukti
Cinta Allah Kepada Hambanya
Dalam sehari Allah swt Memanggil Kita
Lima Kali.
Ia Undang Hambanya
Untuk Datang ke Rumahnya. Ia Ingin Berjumpa.
Ingin Berbicara
Bahkan Sangat Ingin Mendengar Keluh Kesah Dari Kita
“Muhaji Said Al-Muhajirin”
Mungkin sebagian manusia menganggap shalat sebagai sebuah kewajiban. Kewajiban yang hampir menjadi sebuah beban hidup. Padahal tidak seperti itu. Shalat adalah bukti
bahwa Allah swt sangat mencintai hambanya. Shalat
adalah bukti ia ingin selalu berjumpa dengan kita. Bukan main betapa rindunya Allah swt dengan
kita.
Dalam sehari Allah swt memanggil kita lima kali. Ia undang hambanya untuk datang ke rumahnya.
Ia ingin
berjumpa. Ingin berbicara, bercakap-cakap bahkan sangat ingin mendengar keluh kesah dari kita.
Akan tetapi kita tetap saja mengacuhkannya.
Coba saja kita bayangkan, ketika
kita meninggalkan shalat. Allah swt tidak
henti-hentinya mengingatkan kita dengan lantunan suara azan.
Di pagi
hari Allah swt ingatkan kita dengan seruan azan
subuh. Walaupun terkadang kita mengabaikannya. Karena lelapnya
tidur dalam buaian mimpi indah. Akan tetapi.
Pada siang
harinya Allah kembali memanggil kita dengan suara azan zhuhur. Namun kembali kita tidak meresponnya. Kita beralasan
masih sibuk, ada tamu dari luar negeri. Masih di kantor,
ada meetting kerja dan alasan yang lainnya.
Tapi Allah
swt tetap bersabar dengan sikap kita. Menjelang sore
hari, Allah swt kembali mengignatkan kita dengan lantunan suara azan untuk shalat Ashar. Namun
ternyata kita beralasan capek, baru pulang kerja, mau istirahat dan lain
sebagainya.
Allah tetap sabar.
Kini Dia
mencoba memanggil kita menjelang malam. Pada waktu
shalat Maghrib, kembali lantunan suara azan kita dengar. Akan tetapi kita masih
saja beralasan dengan alasan yang sama. Aku masih capek mau istirahat sebentar
lagi. Sehingga satu jam kemudian Allah swt kembali mengingatkan kita. Dengan
shalat Isya tapi apa boleh buat. Kita telah
terlelap tidur. Akhirnya semuanya
terlewatkan.
Kini. Apakah Allah bosan, putus asa, sehingga melupakan kita? Ternyata tidak. Allah masih sangat
cinta dengan hambanya. Allah swt tetap
bersabar dengan sikap kita itu. Yang selalu
mengacuhkannya. Tidak mau merespon
panggilannya. Mengabaikan undangannya. Besok hari pada jam yang sama Allah kembali memanggil
kita lagi.
Lusa pun
demikian. Satu minggu ke depan.
Satu bulan, satu tahun ke depan. Allah swt tidak pernah bosan mengigingatkan kita sampai kita sadar. Bukankah andai saja Allah mau. Maka bisa saja ia menutup telinga orang-orang
yang membangkang. Hingga tidak mendengar
suara azan, lalu menutup mata
hatinya dari cahaya hidayah. Namun Allah tidak
bermaksud demikian. Ia ingin kita baik, sadar dan insaf. Agar kita
tahu betapa besar rasa cinta-Nya terhadap kita selaku hambanya. sungguh Allah
sangat mencintai kita.
Sadarilah wahai saudaraku. Allah sangat mencintai kita. Jangan engkau mengabaikannya, mengacuhkannya. Tidak mau memenuhi undangannya. Karena jangan
sampai rasa cintanya berubah menjadi benci kemudian murka terhadap kita. Mata kita diambil, telinga kita tidak
mendengar lagi, kaki kita tak dapat berjalan lagi. Bahkan seluruh anggota tubuh
kita tidak dipungsikan oleh Allah swt. Lalu apakah yang bisa kita harapkan di dunia
ini jika itu yang terjadi?
Karena ketahuilah ketika Allah sudah membenci kita. Maka tiada
arti kita hidup di dunia ini. Cinta siapa yang anda
cari? Ayah,
ibu, kekasih, suami, istri, saudara atau hanya sebatas kecintaan manusia. Ternyata bukan. Kecintaan Allah. Itulah yang
kita cari. Keridhaan Allah itulah yang harus kita gapai. Bukan yang
lainnya. Lebih baik anda dibenci oleh banyak manusia daripada dibenci oleh Allah
swt. Tiada guna kita hidup di atas dunia ini. Jika ternyata
Allah swt sangat membenci kita.
Yuk kita belajar dan berusaha agar terkenal di
langit bukan di bumi. Berusahalah agar nama kita harum di langit bukan di bumi.
Manusia yang terkenal di langit maka manusia seperti itulah yang dirindukan oleh
surga. Dalam arti carilah keterkenalan nama dihadapan Allah swt bukan dihadapan
manusia. Ketaatan dan kepatuhan kepada-Nya itulah yang akan membuat kita
terkenal pada penduduk langit hingga penduduk surga.
Shalat bukanlah sebuah beban kehidupan akan
tetapi ia adalah solusi dan penghapus akan beban yang kita hadapi. Jika
dihinggapi dengan berbagai macam persoalan dan banyaknya beban kehidupan, maka
silahkan anda shalat. Shalat adalah penenang jiwa. Ia adalah pelipur lara dari
segala kegundahan hati yang melanda manusia. Saat shalat sudah kita abaikan
maka kemalangan hidup akan cepat tersajikan. Bahkan kemaksiatan terbesar dalam
hidup seorang muslim adalah meninggalkan shalat.
Adanya shalat adalah bukti kecintaan Allah swt
terhadap hambanya. Jangan pernah menjadikannya sebagai sebuah beban kewajiban.
Karena ia adalah inti amal kebaikan, tidak ada arti puasa yang kita kerjakan,
tidak berguna sedekah yang kita keluarkan dan tidak akan diperiksa amal-amal
yang telah banyak kita kerjakan. Jika shalat kita abaikan apalagi sampai tidak
menunaikannya. Semoga kita termasuk dalam barisan orang-orang yang pandai
menjaga shalat. Dan masuk dalam surga melalui pintu shalat. Aamiin Yaa Rabbal
‘Aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar