Kamis, 10 Maret 2016

Shalat, adalah Bukti Cinta Allah Kepada Hambanya

Shalat, Bukti Cinta Allah Kepada Hambanya

Dalam sehari Allah swt Memanggil Kita Lima Kali.
Ia Undang Hambanya Untuk Datang ke Rumahnya. Ia Ingin Berjumpa. Ingin Berbicara Bahkan Sangat Ingin Mendengar Keluh Kesah Dari Kita
“Muhaji Said Al-Muhajirin”


Mungkin sebagian manusia menganggap shalat sebagai sebuah kewajiban. Kewajiban yang hampir menjadi sebuah beban hidup. Padahal tidak seperti itu. Shalat adalah bukti bahwa Allah swt sangat mencintai hambanya. Shalat adalah bukti ia ingin selalu berjumpa dengan kita. Bukan main betapa rindunya Allah swt dengan kita.


Dalam sehari Allah swt memanggil kita lima kali. Ia undang hambanya untuk datang ke rumahnya. Ia ingin berjumpa. Ingin berbicara, bercakap-cakap  bahkan sangat ingin mendengar keluh kesah dari kita. Akan tetapi kita tetap saja mengacuhkannya. Coba saja kita bayangkan, ketika kita meninggalkan shalat. Allah swt tidak henti-hentinya mengingatkan kita dengan lantunan suara azan.
Di pagi hari Allah swt ingatkan kita dengan seruan azan subuh. Walaupun terkadang kita mengabaikannya. Karena lelapnya tidur dalam buaian mimpi indah. Akan tetapi. Pada siang harinya Allah kembali memanggil kita dengan suara azan zhuhur. Namun kembali kita tidak meresponnya. Kita beralasan masih sibuk, ada tamu dari luar negeri. Masih di kantor, ada meetting kerja dan alasan yang lainnya.
Tapi Allah swt tetap bersabar dengan sikap kita. Menjelang sore hari, Allah swt kembali mengignatkan kita dengan lantunan suara azan untuk shalat Ashar. Namun ternyata kita beralasan capek, baru pulang kerja, mau istirahat dan lain sebagainya.
Allah tetap sabar.
Kini Dia mencoba memanggil kita menjelang malam. Pada waktu shalat Maghrib, kembali lantunan suara azan kita dengar. Akan tetapi kita masih saja beralasan dengan alasan yang sama. Aku masih capek mau istirahat sebentar lagi. Sehingga satu jam kemudian Allah swt kembali mengingatkan kita. Dengan shalat Isya tapi apa boleh buat. Kita telah terlelap tidur. Akhirnya semuanya terlewatkan.
Kini. Apakah Allah bosan, putus asa, sehingga melupakan kita? Ternyata tidak. Allah masih sangat cinta dengan hambanya. Allah swt tetap bersabar dengan sikap kita itu. Yang selalu mengacuhkannya. Tidak mau merespon panggilannya. Mengabaikan undangannya. Besok hari pada jam yang sama Allah kembali memanggil kita lagi.
Lusa pun demikian. Satu minggu ke depan. Satu  bulan, satu tahun ke depan. Allah swt tidak pernah bosan mengigingatkan kita sampai kita sadar. Bukankah andai saja Allah mau. Maka bisa saja ia menutup telinga orang-orang yang membangkang. Hingga tidak mendengar suara azan, lalu menutup mata hatinya dari cahaya hidayah. Namun Allah tidak bermaksud demikian. Ia ingin kita baik, sadar dan insaf. Agar kita tahu betapa besar rasa cinta-Nya terhadap kita selaku hambanya. sungguh Allah sangat mencintai kita.
Sadarilah wahai saudaraku. Allah sangat mencintai kita. Jangan engkau mengabaikannya, mengacuhkannya. Tidak mau memenuhi undangannya. Karena jangan sampai rasa cintanya berubah menjadi benci kemudian murka terhadap kita. Mata kita diambil, telinga kita tidak mendengar lagi, kaki kita tak dapat berjalan lagi. Bahkan seluruh anggota tubuh kita tidak dipungsikan oleh Allah swt. Lalu apakah yang bisa kita harapkan di dunia ini jika itu yang terjadi?
Karena ketahuilah ketika Allah sudah membenci kita. Maka tiada arti kita hidup di dunia ini. Cinta siapa yang anda cari? Ayah, ibu, kekasih, suami, istri, saudara atau hanya sebatas kecintaan manusia. Ternyata bukan. Kecintaan Allah. Itulah yang kita cari. Keridhaan Allah itulah yang harus kita gapai. Bukan yang lainnya. Lebih baik anda dibenci oleh banyak manusia daripada dibenci oleh Allah swt. Tiada guna kita hidup di atas dunia ini. Jika ternyata Allah swt sangat membenci kita.
Yuk kita belajar dan berusaha agar terkenal di langit bukan di bumi. Berusahalah agar nama kita harum di langit bukan di bumi. Manusia yang terkenal di langit maka manusia seperti itulah yang dirindukan oleh surga. Dalam arti carilah keterkenalan nama dihadapan Allah swt bukan dihadapan manusia. Ketaatan dan kepatuhan kepada-Nya itulah yang akan membuat kita terkenal pada penduduk langit hingga penduduk surga.
Shalat bukanlah sebuah beban kehidupan akan tetapi ia adalah solusi dan penghapus akan beban yang kita hadapi. Jika dihinggapi dengan berbagai macam persoalan dan banyaknya beban kehidupan, maka silahkan anda shalat. Shalat adalah penenang jiwa. Ia adalah pelipur lara dari segala kegundahan hati yang melanda manusia. Saat shalat sudah kita abaikan maka kemalangan hidup akan cepat tersajikan. Bahkan kemaksiatan terbesar dalam hidup seorang muslim adalah meninggalkan shalat.

Adanya shalat adalah bukti kecintaan Allah swt terhadap hambanya. Jangan pernah menjadikannya sebagai sebuah beban kewajiban. Karena ia adalah inti amal kebaikan, tidak ada arti puasa yang kita kerjakan, tidak berguna sedekah yang kita keluarkan dan tidak akan diperiksa amal-amal yang telah banyak kita kerjakan. Jika shalat kita abaikan apalagi sampai tidak menunaikannya. Semoga kita termasuk dalam barisan orang-orang yang pandai menjaga shalat. Dan masuk dalam surga melalui pintu shalat. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar