Pilihan Sendiri atau Orang Lain
Pilihan Manusia
Bisa Salah. Pilihan Keluarga Bisa Salah.
Bahkan Pilihan
Andapun Juga Bisa Salah. Namun Ada Satu Pilihan yang Tidak Pernah Salah dan
Keliru Yakni Pilihan dari Allah swt
“Muhaji Said Al-Muhajirin”
Dalam agama Islam apakah jodoh boleh di
pilihkan? Maka jawabannya adalah boleh. Lalu bagaimana jika memilih sendiri. Maka
jawabannya adalah bagus. Karena tidak ada ketentuan apakah harus dipilihkan
atau memilih sendiri, yang terpenting adalah pilihlah seseorang yang
baik agama dan akhlaknya. Karena itu adalah pesan Rasulullah saw.
Seorang wanita carilah lelaki yang bisa
mengingatkanmu untuk melakukan kebaikan. Seorang pria carilah wanita yang bisa
menegurmu di kala engkau salah dan lupa. Carilah pasangan hidup yang bisa
engkau jadikan patner dalam susah maupun duka. Senang maupun bahagia. Pasangan
terindah adalah pasangan yang mampu menjadikan kita semakin dekat kepada Allah
swt.
Ketika menerima sebuah pertanyaan dari
salah satu adik-adik mahasiswa di kampus. Penulis cukup bingung untuk
memberikan jawaban. Pertanyaannya sangat sederhana “Kak, baiknya jodoh itu di pilihkan
atau pilih sendiri.?” Sebelum menjawab penulis agak merasa minder, karena penulis
sendiri belum juga mendapatkan jodoh.
Lalu kemudian saat itu penulis menjawab
dengan sangat simpel TIDAK MASALAH DEK. Karena bagi kakak di carikan dengan
mencari sendiri bukan sesuatu yang perlu di risaukan. Karena sesungguhnya jodoh
itu adalah cerminan dari diri kita. Jika diri kita baik Insya Allah, Allah maha
adil dan tentunya akan di pertemukan dengan yang baik pula.
Sebenarnya pertanyaan simpel seperti di
atas banyak di antara kita yang di buat risau olehnya. Apalagi para
remaja-remaja yang sudah memiliki kekasih, sungguh akan membuatnya bingung
tujuh keliling. Karena disisi lain para orang tua mereka telah menyiapkan dan
mencarikan jodoh buat anak-anaknya. Padahal ia memiliki pilihan tersendiri
Memang dalam masalah jodoh. Inilah pertanyaan yang
terkadang membuat seseorang bingung dan gelisah. Di satu sisi ia mempunyai
pilihan tersendiri untuk calon yang ia idam-idamkan yang akan menjadi
pendamping hidupnya namun di sisi lain orang tuanya memiliki calon yang ia
persiapkan untuk anaknya pula.Lalu bagaimana menyikapi dua hal tersebut?
Perlu diketahui dalam urusan jodoh kita harus
memiliki standar penilain terhadap seseorang yang akan mendampingi hidup kita
ke depan. Karena itu akan menjadi tolak ukur keharmonisan dalam hubungan rumah
tangga. Maka standar yang terbaik dalam Islam adalah baik agamanya. Karena
sesungguhnya tingginya kualitas agama seseorang Insya Allah akan menjamin
kebaikan pribadinya serta sebagai tolak ukur keberhasilan dalam membangun rumah
tangga.
Ketahuilah memilih jodoh itu perlu, dan yang
perlu anda utamakan adalah agamanya karena baiknya agama seseorang itulah yang
akan menyelamatkan kita hingga ke akherat. Memilih jodoh ibarat memilih sebuah bahan bangunan yang
kokoh, perlu selektif, hati-hati, dan memakai bahan yang kuat kokoh. Ketika
bahan bangunannya kuat, pondasinya bagus maka bangunannya pun akan berdiri tegak
kuat dan kokoh.
Namun jika bahan bangunannya rapuh maka besar
kemungkinan bangunan tersebut akan runtuh, itulah gambaran seseorang yang
membangun rumah tangga tanpa memperhatikan bahan dasar bangunannya. Olehnya itu
janganlah asal-asalan dalam memilih karena itu akan menentukan masa depanmu,
janganlah anda hanya melihat hartanya, wajahnya, nasab keluarganya. Namun
melupakan dasar pondasi utamanya yakni akhlak dan agamanya. Lihatlah seseorang
dari agamanya baru melihat kreteria yang lainnya.
Menurut penulis, menjawab pertanyaan di atas
tadi, apakah ngikutin pilihan orang tua atau pilihan sendiri, bukan suatu
masalah. Selama kreteria pokok masing-masing orang tua dan anak adalah agama dan akhlak. Saya katakan
tidak masalah karena jika kita mengikuti pilihan orang tua tentunya ia lebih
tahu pribadi luar dan dalam kita, dan ia lebih tahu yang mana pantas buat kita.
Namun akan lebih bijak lagi bila orang tua mengembalikan kepada anak-anaknya.
KEPUTUSAN TETAP DENGAN ORANG YANG MENJALANINYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar