Sedekah itu Ikhlas dan Tidak Ikhlas Tetap dibalas
Tidak Ada Sedekah yang Tidak
Terbalaskan
dan Tidak Ada Pemberian yang
Tidak Tergantikan. Tidak Jadi Soal Apakah Ikhlas Atau Tidak. Tidak Jadi Soal
Apakah Iman Atau Tidak. Semuanya Pasti Allah akan balas. Karena Tidak Ada
Kebaikan yang Jatuh Ketanah
“Muhaji Said Al-Muhajirin”
Ketahuilah berapapun yang kita sedekahkan pasti dibalas dan dilipat gandakan oleh Allah swt. Tidak jadi soal, apakah ikhlas atau tidak ikhlas. Tidak
jadi soal apakah kita beriman atau tidak. Buktinya
banyak hartawan yang dermawan menjadi semakin kaya, padahal mereka atheis
(tidak beragama). Bagi mereka hampir-hampir tidak ada istilah ikhlas, hampir-hampir
tidak ada istilah iman
Wong tujuan
mereka bersedekah
cuma untuk mengangkat nama mereka dan mengurangi pajak. Bahkan rahasia kesuksesan salah satu orang
terkaya jepang adalah bersedekah dan menjaga kejujuran. Inilah yang disebut hukum kuasalitas darinya, dan janji tertulis
darinya. Mau bersedekah dengan cara ikhlas maupun
tidak semuanya pasti akan dibalas oleh Allah swt
Tapi yang penulis maksud disini adalah balasan
yang jangka pendek (di dunia)
bagi mereka yang bersedekah dengan tidak ikhlas dan tidak beriman. Akan tetapi
bagi mereka yang bersedekah dengan keikhlasan dan iman tentunya akan memperoleh
nilai tambah, berupa balasan jangka panjang (akherat) yaitu ridho, pahala, dan
surga dari-Nya.
Sampai disini timbul pertanyaan. Balasan
jangka pendek itu berupa apa sih? Maka jawabannya adalah berupa materi atau
sesuatu yang setara dengan apa yang kita sedekahkan. Misalnya. Allah akan
membalas sedekah kita dalam bentuk keuangan. Allah juga akan balas sedekah yang
kita keluarkan dalam bentuk kesehatan, keselamatan dan kemudahan dalam segala
bentuk urusan hidup
Dengan kata lain sedekah itu dapat menjadi Bank
pribadi bagi kita. Dokter pribadi untuk kita. Bodyguard pribadi yang selalu
menjaga kita, dan akan menjadi asisten pribadi, karena telah memudahkan segala urusan-urusan
kita. Olehnya itu marilah kita
budayakan bersedekah. Jangan menunggu sampai kita ikhlas dulu baru bersedekah.
Akan tettapi bersedekahlah terus secara istiqahamah insya Allah nantinya akan
timbul rasa keikhlasan dalam hati kita.
Sekali lagi tidak
ikhlas itu boleh-boleh saja, dengan catatan sebagai sebuah pembiasaan untuk
melakukan ibadah. Sebagai contoh saja. Ngomong-ngomong, ketika dulu kita belajar shalat,
apakah kita Ikhlas? jawbannya bisa iya, bisa juga tidak. Kemungkinan besar kita melakukan shalat tersebut
supaya kita dapat ganjaran dari orang tua, atau sebaliknya supaya kita terhindar
dari hukuman. Iya kan? dan
sekarang apakah anda shalat karena ganjaran
atau hukuman dari orang tua? Tentu tidak.
Mudah-mudahan sekarang anda shalat dengan ikhlas
Artinya, dengan kita sering-sering shalat, akhirnya kita ikhlas dengan sendirinya. Denagn kita rajin-rajin sedekah, puasa, maka
lama-kelamaan akan jadi ikhlas. Maka Ipho Santosa menamakan hal ini dengan
istilah Ikhlas by Doing. Dengan lain, enggak
nunggu ikhlas dulu baru shalat. Tapi shalat dulu lama-lama jadi ikhlas
Begitu
pula dengan sedekah. Ketika baru-baru
bersedekah, mungkin tidak 100 persen kita ikhlas,
mungkin ada sedikit rasa keterpaksaan, riya, dan ujub. Akan tetapi begitu kita sering-sering melakukannya. insya Allah dengan
sendirinya kita akan menjadi ikhlas. Artinya
“Jangan
nunggu ikhlas dulu baru sedekah’’. tapi bersedahkah dulu insya Allah akan jadi ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar